KRONOLOGI KRISIS[1]
1997
8 Juli
Awal krisis ekonomi dan moneter. Nilai rupiah terhadap dollar mulai merosot 6 Oktober
Kurs dolar mencapai Rp.3.845 setiap dolar AS
8 Oktober
Pemerintah bemiat meminta bantuan finansial IMF
31 Oktober
IMF umumkan paket bantuan keuangan senilai 23 miliar dollar AS
1 November
Pemerintah melikuidasi 16 Bank
10 November
Presiden memanggil lima menteri dan Gubernur BI untuk membicarakan upaya mengatasi gejolak moneter
Menkeu Mar’ie Muhammad jelaskan keterangan pemerintah mengenai perkembangan ekonomi Indonesia di DPR
1998
5 Januari
Pemerintah menyampaikan RAPBN 1998/1999 yang dinilai masyarakat sebagai
berat, rawan, dan penuh resiko dengan kurs dolar RP.4.000 terhadap rupiah Presiden menyatakan,
“Badai pasti berlalu”
Aksi-aksi mahasiswa terus berlangsung
Harga barang kebutuhan pokok terus naik, tak menentu.
9 Januari
Masyarakat memborong bahan pokok di pasar swalayan dan pasar-pasar tradisional
16 Januari
Presiden Soeharto tanda tangani kesepakatan dengan Direktur Pelaksana IMF Michael Camdessus
10 Maret
Presiden Soeharto terpilih sebagai Presiden RI 1998-2003 untuk ke tujuh kalinya
11 Maret
Presiden ucapkan sumpah jabatan,
“Lima tahun nanti Saya akan sampaikan pertanggungjawaban” katanya.
13 Maret
Pangab memperingatkan aksi mahasiswa jangan anarkis dan destruktif
14 Maret
Susunan Kabinet Pembangunan VII diumumkan
Aksi mahasiswa terus berlangsung dan terjadi bentrokan dengan aparat
23 Maret
Bentrokan di Universitas 11 Maret Solo, sebanyak 25 orang mahasiswa luka
24 Maret
Mahasiswa datangi Komnas HAM memprotes kekerasan yang dilakukan aparat terhadap aksi-aksi mereka
3 April
Insiden Yogyakarta, Petugas bertindak tegas menghadapi aksi unjuk rasa di UGM
5 April
Mendikbud Wiranto melarang aksi di kampus
11 April
Pangab berdialog dengan 32 organisasi kepemudaan
15 April
Mahasiswa se-JABODETABEK Jebih dari 30 kampus mengadakan aksi serentak yang diikuti ribuan mahasiswa
17 April
Presiden menyatakan aksi mahasiswa jangan mengganggu proses belajar mengajar
18 April
Pemerintah, sejumlah menteri dan Pangab melakukan dialog dengan mahasiswa dan tokoh masyarakat di PRJ Kemayoran
1 Mei
Presiden katakan reformasi politik baru bisa dimulai tahun 2003 ke atas, sesuai dengan GBHN yang telah disepakati
2 Mei
Menpen dan Mendagri menjelaskan kembali soal reformasi tahun 2003,
“Presiden justru sampaikan langkah yang jelas untuk reformasi yang konstitusional.” katanya.
Aksi keprihatinan di berbagai kampus melibatkan puluhan perguruan tinggi dan ribuan mahasiswa. Insiden berdarah terjadi di IKIP Jakarta, 33 mahasiswa IKIP luka serius, puluhan cedera.
4 Mei
Pemerintah menaikkan harga BBM dan listrik
DPR menolak
Harga-harga terus membubung
Kerusuhan terjadi selama tiga hari di Medan dan sekitarnya
Enam orang tewas
8 Mei
Moses Gatutkaca tewas dengan kepala luka dalam unjuk rasa di UGM Yogyakarta
9 Mei
Presiden berangkat KTT G-15 di Kairo Mesir
Presiden yakin, stabilitas politik dan nasional terpelihara
Lettu Anumerta (Pol) Dadang Rusmana dari Polres Bogor tewas saat bertugas memantau aksi unjuk rasa di Bogor
12 Mei
Lima mahasiswa tewas diterjang peluru tajam dalam aksi damai di Universitas Trisakti, Jakarta
13 Mei
Di hadapan masyarakat Indonesia di Kairo, Presiden menyatakan jika rakyat sudah tidak menghendaki, ya silakan. Dia tidak akan mempertahankan kedudukannya dengan senjata
Masyarakat berkabung atas gugurnya mahasiswa “Pahlawan Reformasi”
Jakarta mulai dilanda kerusuhan massa
Rupiah melorot terhadap dolar sampai Rp.11.500
14 Mei
Jakarta, Tangerang, Bekasi serta daerah lainnya rusuh
Pembakaran, perusakan dan penjarahan toko dilakukan massa
15 Mei
Presiden tiba dari Kairo.
Melalui Menpen Alwi Dahlan dikatakan, Presiden Soeharto tidak pernah menyatakan siap mundur. Tetapi jika masyarakat tidak percaya lagi. Presiden Soeharto akan lengser keprabon (turun tahta)
Kenaikan harga BBM dan listrik direvisi
16 Mei
Ketua DPR/MPR Harmoko usai bertemu Presiden Soeharto dan mengumumkan rencana Presiden untuk melakukan reshuffle kabinet
Sejauh ini lebih dari 500 orang tewas dalam kerusuhan di Jakarta
Kerugian fisik mencapai Rp.2.5 triliun
18 Mei
Pukul 09.00 WIB : Sejumlah delegasi mahasiswa dari puluhan perguruan tinggi maupun delegasi masyarakat mulai memasuki Gedung DPR, beberapa di antaranya diterima fraksi-fraksi.
Pukul 10.00 WIB : Gelombang mahasiswa yang mendatangi DPR semakin banyak dan makin siang mencapai ribuan orang. Aparat berjaga dengan simpatik. Aksi-aksi dilakukan di depan Gedung DPR. Mereka menuntut segera dilakukan Sidang Istimewa MPR serta pencabutan mandat MPR terhadap Presiden Soeharto.
Pukul 15.30 WIB : Ketua DPR/MPR Harmoko mengumumkan hasil rapat pimpinan DPR/MPR yang meminta agar Presiden Soeharto secara arif dan bijaksana sebaiknya mengundurkan diri.
Pukul 15.39 WIB : Mahasiswa meninggalkan Gedung DPR/MPR dengan puluhan bus yang disediakan aparat keamanan.
Pukul 20.00 WIB : Menhankam/Pangab Jenderal TNI Wiranto, pernyataan pimpinan DPR agar Presiden Soeharto mundur merupakan sikap dan pendapat individual meskipun disampaikan secara kolektif.
Sumber : KOMPAS (19/05/1998)
____________________________________________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita.” Buku XX (1998), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal 373-377.